Nilai Minimum SNPMB 2026 untuk Lolos ke PTN Favorit: Seberapa Tinggi Standarnya?
![]() |
Sumber: Canva |
Banyak siswa
kelas 12 mulai bertanya-tanya: “Sebenarnya berapa sih nilai minimum biar bisa
lolos SNPMB 2026 ke kampus impian?”
Pertanyaan ini
wajar, apalagi setelah perubahan sistem seleksi nasional yang menggabungkan
SNBP dan SNBT di bawah satu payung: SNPMB (Seleksi Nasional Penerimaan
Mahasiswa Baru).
Namun,
sayangnya, tidak ada angka pasti yang diumumkan secara resmi oleh panitia SNPMB
mengenai “nilai minimum” untuk lolos ke PTN tertentu. Tapi bukan berarti kamu
tidak bisa memperkirakannya.
Dengan melihat
tren nilai rata-rata tahun sebelumnya, daya tampung, dan tingkat persaingan
jurusan, kita bisa mendapat gambaran yang cukup jelas — seberapa tinggi nilai
yang perlu kamu kejar agar peluangmu masuk PTN favorit semakin besar.
Apa Itu Nilai Minimum SNPMB?
Sebelum bicara
angka, penting memahami dulu istilah ini.
Nilai minimum
SNPMB sebenarnya bukan nilai resmi yang ditentukan oleh panitia seleksi.
Istilah ini digunakan oleh siswa dan guru untuk menyebut perkiraan rata-rata
nilai rapor (untuk SNBP) atau nilai ujian (untuk SNBT) yang menjadi batas bawah
agar bisa diterima di jurusan tertentu.
Artinya, kalau
kamu punya nilai di bawah kisaran itu, peluang diterima biasanya kecil —
meskipun tetap ada faktor lain yang bisa menolong, seperti prestasi akademik,
konsistensi nilai, dan asal sekolah.
Jadi, jangan
menganggap “nilai minimum” sebagai angka mutlak. Ia lebih tepat disebut ambang
kompetitif, yaitu titik rata-rata yang perlu kamu lewati agar aman bersaing
dengan ribuan siswa lain dari seluruh Indonesia.
Sistem SNPMB 2026: Sekilas Tentang SNBP dan SNBT
Sesuai
pengumuman dari panitia SNPMB, sistem seleksi tahun 2026 masih akan terdiri
dari dua jalur utama:
SNBP (Seleksi
Nasional Berdasarkan Prestasi) — menggunakan nilai rapor dan portofolio
prestasi akademik/non-akademik selama sekolah.
SNBT (Seleksi
Nasional Berdasarkan Tes) — menggunakan hasil Tes Potensi Skolastik (TPS) dan
Tes Kompetensi Akademik (TKA).
Keduanya
memiliki mekanisme seleksi yang berbeda, tapi tujuan akhirnya sama: menjaring
mahasiswa terbaik yang sesuai dengan profil akademik jurusan tujuan.
Karena itu,
ketika kita membahas “nilai minimum SNPMB”, konteksnya bisa mengacu pada dua
hal:
Nilai rapor
rata-rata SNBP per jurusan,
atau nilai TKA
dan TPS SNBT yang paling rendah dari peserta lolos.
Mengapa Nilai Minimum Berbeda di Tiap Kampus?
Setiap
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) memiliki karakteristik seleksi berbeda.
Misalnya,
jurusan Teknik Informatika di ITB jelas punya tingkat persaingan yang jauh
lebih tinggi dibanding jurusan serupa di universitas daerah. Alasannya
sederhana: peminatnya jauh lebih banyak, tapi kuotanya terbatas.
Beberapa faktor yang memengaruhi tinggi-rendahnya nilai
minimum SNPMB antara lain:
Daya tampung jurusan
Semakin kecil
daya tampung, semakin tinggi nilai rata-rata peserta yang diterima.
Jumlah peminat
Jurusan populer
seperti Kedokteran, Hukum, atau Psikologi biasanya memiliki peminat ribuan
orang, membuat nilai batas masuk otomatis naik.
Prestise universitas
Kampus favorit
seperti UI, UGM, ITB, ITS, dan UB memiliki reputasi akademik tinggi, sehingga
standar penerimaan pun ikut meningkat.
Asal sekolah dan persebaran wilayah
Sekolah yang
banyak siswanya lolos di tahun sebelumnya seringkali mendapat peluang lebih
baik karena faktor “track record”.
Kisaran Nilai SNBP 2026 di PTN Favorit (Prediksi)
Meski panitia
tidak mempublikasikan nilai resmi, sejumlah sumber pendidikan dan hasil
analisis dari tahun sebelumnya bisa dijadikan acuan. Berikut prediksi kisaran
rata-rata nilai SNBP 2026 untuk beberapa kampus favorit:
UI (Universitas
Indonesia)
Kedokteran:
92–95
Hukum: 88–90
Teknik
Industri: 89–91
Psikologi:
90–92
UGM
(Universitas Gadjah Mada)
Kedokteran:
93–96
Ilmu
Komunikasi: 90–92
Farmasi: 88–90
Hukum: 89–91
ITB (Institut
Teknologi Bandung)
Sekolah Teknik
Elektro dan Informatika (STEI): 91–94
Fakultas
Teknologi Industri: 89–91
Sekolah
Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK): 87–89
ITS (Institut
Teknologi Sepuluh Nopember)
Teknik
Informatika: 90–93
Sistem
Informasi: 88–90
Teknik
Industri: 87–89
UB (Universitas
Brawijaya)
Kedokteran:
91–94
Hukum: 86–88
Manajemen:
88–90
Psikologi:
87–89
Sekali lagi,
angka-angka di atas bukan data resmi, melainkan hasil perkiraan berdasarkan
rata-rata nilai peserta yang lolos SNBP 2025 dan sebelumnya.
Namun, dari
sini kamu bisa melihat tren bahwa jurusan-jurusan favorit cenderung memerlukan
nilai di atas 90 untuk aman bersaing.
Nilai SNBT 2026: Bagaimana Polanya?
Berbeda dari
SNBP yang menggunakan nilai rapor, SNBT 2026 didasarkan pada hasil Tes Potensi
Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA).
Berdasarkan
laporan SNBT 2025, peserta yang lolos ke kampus top umumnya memiliki total skor
berikut:
UI, UGM, ITB:
600–720
ITS, UNDIP, UB:
550–680
UNPAD, UNS,
UNY: 530–650
Skor maksimum
SNBT adalah 800, jadi jika kamu bisa mencapai di atas 650, peluang untuk masuk
jurusan favorit terbuka lebar.
Namun, pola
SNBT juga bergantung pada standar relatif antar peserta, bukan angka mutlak.
Artinya, jika nilai seluruh peserta tinggi, ambang batas pun ikut naik.
Strategi Menyiasati Nilai Minimum SNPMB
Mengetahui
angka saja tidak cukup. Yang lebih penting adalah memahami bagaimana cara
mencapai dan melampauinya.
Berikut
beberapa strategi yang terbukti efektif dari pengalaman peserta tahun-tahun
sebelumnya:
1. Fokus pada konsistensi nilai rapor
SNBP menilai
bukan hanya nilai tinggi di satu semester, tapi juga konsistensi peningkatan
nilai dari kelas 10 hingga 12.
Jadi, pastikan
nilaimu stabil atau naik tiap semester, terutama pada mata pelajaran yang
relevan dengan jurusan.
2. Prioritaskan jurusan sesuai kekuatan akademikmu
Jangan memilih
jurusan hanya karena populer. Pilih yang sesuai dengan keunggulan nilaimu.
Misalnya, kalau
nilai Matematika dan Fisika-mu kuat, jurusan teknik lebih ideal dibanding
ekonomi atau hukum.
3. Gunakan simulasi SNBT online
Ada banyak
platform yang menyediakan simulasi TPS dan TKA gratis. Gunakan itu untuk
memetakan posisi nilai dan memperbaiki kelemahan sebelum ujian.
4. Riset daya tampung dan peminat
Data daya
tampung SNPMB selalu diumumkan tiap tahun. Semakin kamu paham jumlah pesaing di
jurusan tertentu, semakin mudah menentukan strategi realistis.
5. Siapkan alternatif kampus
Selalu siapkan
opsi cadangan. Tidak ada salahnya mendaftar ke jurusan serupa di universitas
lain dengan persaingan lebih ringan.
Faktor Non-Akademik yang Tak Kalah Penting
Banyak siswa
berpikir nilai tinggi adalah satu-satunya kunci lolos SNPMB. Padahal, ada
faktor lain yang juga berpengaruh, terutama di jalur SNBP.
Prestasi non-akademik
Lomba sains,
debat, olahraga, atau karya ilmiah bisa jadi nilai tambah yang signifikan jika
relevan dengan jurusan pilihanmu.
Reputasi sekolah asal
Sekolah yang
track record-nya bagus sering kali punya keunggulan tersendiri dalam proses
seleksi.
Pemilihan jurusan yang realistis
Setiap siswa
hanya bisa memilih dua jurusan. Jika dua-duanya sangat kompetitif, peluang
lolos tentu lebih kecil. Kombinasikan jurusan favorit dengan jurusan yang
peluang masuknya lebih besar.
Surat rekomendasi sekolah
Meski tidak
diumumkan secara eksplisit, penilaian sekolah asal tetap memiliki bobot dalam
proses seleksi SNBP.
Tren Nilai SNPMB: Apakah Tiap Tahun Naik?
Jika dilihat
dari data SNBP dan SNBT lima tahun terakhir, tren nilai masuk memang cenderung
meningkat.
Peningkatan ini
terjadi karena semakin banyak siswa yang mempersiapkan diri sejak dini —
mengikuti bimbingan belajar, latihan soal online, hingga kelas intensif.
Namun, tren ini
tidak berlaku rata di semua kampus.
Beberapa
universitas di luar Pulau Jawa justru menunjukkan fluktuasi: kadang nilai turun
karena jumlah pendaftar berkurang, kadang naik drastis saat jurusan tertentu
viral di media sosial.
Jadi, jangan
hanya melihat nilai nasional. Cermati juga tren lokal kampus yang kamu tuju.
Tips Akhir: Jangan Terjebak Angka
Nilai minimum
hanyalah indikator, bukan takdir.
Kamu bisa saja
memiliki nilai sedikit di bawah rata-rata, tapi tetap diterima karena profil
akademikmu kuat, portofolio bagus, atau asal sekolahmu memiliki reputasi baik.
Sebaliknya,
siswa dengan nilai tinggi pun bisa gagal jika memilih jurusan yang tidak sesuai
dengan kekuatan atau strategi yang salah.
Jadi, fokuslah
bukan hanya pada mengejar angka, tapi juga menyiapkan strategi menyeluruh:
pemilihan jurusan yang tepat, riset kampus, dan kesiapan mental menghadapi
kompetisi nasional.
Siapkan Dirimu, Bukan Sekadar Nilaimu
SNPMB 2026 akan
menjadi salah satu seleksi paling kompetitif dalam satu dekade terakhir.
Dengan jumlah
pendaftar yang terus meningkat dan standar nilai yang makin tinggi, siswa perlu
menyiapkan strategi sejak jauh hari.
Nilai minimum
memang bisa jadi acuan, tapi jangan jadikan itu patokan mutlak.
Yang lebih
penting adalah memahami bagaimana sistem bekerja dan apa yang bisa kamu lakukan
untuk memaksimalkan peluang lolos.
Mulailah dari
sekarang — evaluasi nilai rapor, latihan SNBT, dan pastikan jurusan yang kamu
pilih sesuai dengan kemampuan serta minatmu.
Karena pada
akhirnya, bukan hanya siapa yang nilainya paling tinggi yang akan lolos, tapi
siapa yang paling siap menghadapi prosesnya.
Published by: ALSYA ALIFIAH CINTA (AAC)