Bagaimana Sistem Tes Kemampuan Akademik (TKA)? Dan Apa Berpengaruh pada Kelulusan?
Sejak 2025, dunia pendidikan Indonesia mengalami perubahan penting di bidang evaluasi belajar siswa. Ujian Nasional (UN), yang selama bertahun-tahun menjadi tolok ukur kelulusan, digantikan oleh Tes Kemampuan Akademik (TKA). Lalu, apa sebenarnya TKA itu? Bagaimana cara kerjanya? Apakah ikut TKA akan mempengaruhi kelulusan siswa? Yuk kita kupas bersama agar tidak ada kebingungan dan kita bisa siap menghadapi perubahan ini.
Apa Itu TKA dan Mengapa Muncul?
Tes Kemampuan Akademik (TKA) adalah evaluasi akademik yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) — atau lebih spesifik di bagian Pendidikan Dasar dan Menengah — sebagai pengganti UN dalam hal penilaian standar akademik siswa. Tujuannya adalah mengukur kemampuan kognitif siswa secara lebih luas: bukan sekadar hafalan, tapi pemahaman konsep, berpikir kritis, logika, juga penerapan materi dalam konteks nyata.
Latar belakang munculnya TKA antara lain:
Kritik terhadap UN yang dianggap terlalu fokus hafalan dan kurang mencerminkan kompetensi berpikir tinggi (HOTS).
Perlunya standar nasional yang valid dan reliabel, agar sekolah, perguruan tinggi, dan pihak luar negeri bisa percaya pada hasil evaluasi siswa Indonesia.
Upaya untuk mengurangi stres di kalangan siswa karena ujian wajib yang menentukan kelulusan.
Kesetaraan akses bagi siswa dari jalur formal, nonformal, dan informal.
Bagaimana Sistem Pelaksanaan TKA?
Berikut rincian tentang bagaimana TKA diselenggarakan:
Jenjang Peserta Siswa kelas 6 SD/MI/sederajat, kelas 9
SMP/MTs, dan kelas akhir SMA/SMK/MA serta jalur paket (nonformal / informal)
setara.
Penyelenggara Untuk SMA/SMK: pusat melalui Kemendikbudristek. SMP:
sebagian pusat, sebagian pemerintah provinsi. SD: pemerintah kabupaten/kota dan
pemerintah daerah. Soal dihasilkan dari kombinasi pusat dan daerah (bank soal).
Mata Pelajaran Mata pelajaran wajib seperti Bahasa
Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris; plus beberapa mata pelajaran pilihan
sesuai jurusan atau jenjang.
Pelaksanaan TKA kelas 12 SMA/SMK dijadwalkan mulai November 2025.
SMP dan SD mengikuti kemudian di tahun-tahun berikutnya (sekitar 2026) dalam
waktu yang ditetapkan resmi.
Bentuk Soal Diupayakan soal yang menguji nalar, logika, pemahaman
konsep, HOTS — bukan hanya hafalan. Ada soal pilihan dan mungkin juga soal
uraian/pemecahan masalah tergantung jenjang dan mapel.
Hasil & Sertifikasi Peserta mendapatkan nilai dan kategori
capaian, sertifikat hasil TKA sebagai bukti resmi.
Perbedaan Antara TKA dan Sistem Sebelumnya
Mari kita lihat beberapa perbedaan penting antara TKA dengan UN dan sistem-sistem lama:
Kelulusan
UN dahulu: merupakan syarat kelulusan siswa di jenjang terkait.
TKA: tidak menentukan kelulusan. Kelulusan tetap ditetapkan oleh sekolah masing-masing, berdasarkan penilaian skolastik termasuk nilai rapor, portofolio, dan lain-lain.
Wajib/Tidaknya
UN wajib diikuti semua siswa.
TKA bersifat tidak wajib untuk siswa; siswa yang siap dan ingin ikut bisa ikut. Tidak ikut TKA tidak berarti otomatis tidak lulus.
Jenis dan Fokus Penilaian
UN lebih banyak soal hafalan dan penguasaan materi kurikuler secara tradisional.
TKA lebih menekankan pemahaman konsep, berpikir kritis, logika, dan aplikasi.
Peran Hasil
UN: digunakan untuk kelulusan dan kadang sebagai salah satu pertimbangan seleksi masuk PTN.
TKA: hasilnya menjadi salah satu pertimbangan seleksi prestasi untuk jenjang selanjutnya, seleksi masuk perguruan tinggi jalur prestasi, bahkan tawaran agar menjadi bagian dari seleksi masuk PTN. Namun tidak sebagai penentu kelulusan sekolah.
Baca Juga: TKA dan Relevansinya dengan Jalur SNBP dan SNBT: Panduan Lengkap untuk Calon Mahasiswa
Standar Validitas dan Reliabilitas
Dengan adanya kritik terhadap nilai
rapor yang kadang “terlalu longgar” atau tidak konsisten antar sekolah, TKA
dirancang agar memiliki standar nasional yang kuat, bank soal yang
representatif, serta prosedur pengawas dan penjamin mutu. Kutipan dari pejabat:
banyak guru melakukan “sedekah nilai,” dan ini diharapkan bisa dikurangi dengan
TKA sebagai tolok ukur yang lebih objektif.
Apakah TKA Berpengaruh pada Kelulusan?
Inti pertanyaan: apakah ikut TKA dan hasilnya akan menentukan siswa lulus atau tidak?
Jawabannya: tidak. Kelulusan siswa dari SD, SMP, atau SMA/SMK ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing sekolah melalui mekanisme internal: nilai rapor, portofolio, kehadiran, dan kriteria lain yang ditetapkan oleh sekolah serta standarisasi akreditasi. TKA tidak akan membatalkan kelulusan dari sekolah.
Namun, ada pengaruh tidak langsung:
Pertimbangan dalam Seleksi Masuk PTN / Jalur Prestasi: Nilai TKA dapat menjadi salah satu komponen dalam jalur prestasi, sehingga siswa yang mendapatkan nilai bagus di TKA memiliki keunggulan saat mendaftar ke perguruan tinggi atau sekolah lanjutan.
Standar dan Kepercayaan: Sekolah, guru, serta pihak eksternal (misalnya universitas dalam negeri maupun luar negeri) bisa menggunakan hasil TKA sebagai tolok ukur bahwa siswa telah memenuhi standar tertentu. Nilai rapor saja kadang kurang dianggap valid bila tidak ada instrumen objektif.
Motivasi Belajar: Karena TKA akan menguji kemampuan berpikir, bukan hanya hafalan, siswa diharapkan belajar dengan pendekatan berbeda—berpikir kritis, pemecahan masalah, aplikasi konsep—yang bisa mempengaruhi proses belajarnya.
Kesimpulan: TKA tidak menggantikan mekanisme kelulusan sekolah, tapi menambah lapisan penilaian standar nasional yang akan sangat penting dalam seleksi akademik dan validitas kompetensi.
Keuntungan & Tantangan TKA
Keuntungan:
Membawa penilaian ke arah yang lebih adil dan objektif, terutama bagi siswa dari berbagai jalur/formal/nonformal/informal.
Mengurangi tekanan dari “uji lulus” yang sudah melekat di UN, karena TKA tidak usah jadi momok kelulusan.
Mendorong sekolah dan guru untuk memperbaiki kualitas pengajaran dan penilaian, termasuk aspek HOTS dan kemampuan berpikir kritis.
Memberikan peluang yang lebih baik saat seleksi ke jenjang selanjutnya atau perguruan tinggi, terutama lewat jalur prestasi.
Memperkuat kredibilitas hasil akademik Indonesia di mata eksternal (kampus luar negeri, lembaga akreditasi, dsb).
Tantangan / Kelemahan:
Persiapan dan sumber daya: sekolah di daerah terpencil, guru yang belum terbiasa mengajar atau menyusun soal HOTS mungkin kesulitan.
Ketidakmerataan fasilitas dan akses: perangkat belajar, fasilitas laboratorium, materi tambahan, dan dukungan ekstra mungkin belum merata.
Potensi stres baru muncul karena tekanan untuk “baik di TKA” meskipun tak menentukan kelulusan. Bisa jadi siswa merasa “terpaksa ikut agar tidak ketinggalan” dalam seleksi prestasi.
Kemungkinan kebingungan di tingkat sekolah jika regulasi, petunjuk teknis, atau standar soal belum disosialisasikan dengan baik.
Masalah validitas rapor masih tetap ada di beberapa sekolah; TKA bisa membantu tapi tidak bisa menggantikan sepenuhnya fungsi proses internal sekolah jika akuntabilitas rendah.
Tips Persiapan Menghadapi TKA
Biar kamu (siswa, orang tua, guru) tidak kepanikan, ini beberapa langkah persiapan:
Kenali format dan jenis soal TKA
Mulai cari contoh-soal if sudah dirilis, terutama soal berbasis HOTS, logika, pemahaman konseptual. Tidak cukup hanya belajar hafalan.
Latihan soal dari berbagai sumber
Gunakan bank soal resmi jika tersedia, soal dari sekolah, dari tutor, atau platform belajar daring. Jangan terpaku pada satu jenis.
Atur strategi belajar
Fokus pada pemahaman konsep, bukan sekadar menghafal. Sering bertanya, diskusi kelompok, belajar dengan metode praktik atau penerapan. Waktu belajar dibagi rata antar mata pelajaran wajib dan pilihan.
Manajemen waktu & mental
Karena soal bisa lebih kompleks, latihlah simulasi ujian dengan batas waktu. Jaga kesehatan mental — jangan stres karena takut gagal, tapi siap menghadapi dengan persiapan matang.
Keterlibatan sekolah/guru
Guru perlu pelatihan soal-soal HOTS dan penilaian objektif. Sekolah perlu menyosialisasikan regulasi kepada siswa/orangtua. Fasilitas belajar tambahan jika diperlukan.
Gunakan hasil TKA sebagai pijakan,
bukan sebagai beban
Pandang TKA sebagai peluang untuk mengukur kemampuan dan memperkuat portofolio prestasi, bukan sebagai momok yang harus dilewati untuk kelulusan.
Kebijakan Baru Sistem Akademik Indonesia
TKA adalah kebijakan baru dalam sistem evaluasi akademik di Indonesia yang bertujuan membawa penilaian pendidikan ke arah yang lebih modern, adil, objektif, dan berkualitas. Meskipun tidak menentukan kelulusan, TKA memiliki pengaruh besar dalam hal seleksi akademik, pengembangan kualitas pendidikan, dan kredibilitas hasil belajar siswa.
Jadi, ikut TKA itu pilihan — tapi pilihan yang sangat penting. Bukan soal “lulus atau tidak,” tapi soal “siap atau tidak” — siap menunjukkan kemampuan terbaik, siap meningkatkan diri, siap menghadapi tantangan akademik di masa depan.
Semoga ini membantu kamu
memahami apa itu TKA, bagaimana sistemnya, dan bagaimana pengaruhnya terhadap
kelulusan. Yuk, persiapkan dari sekarang agar ketika TKA berlaku penuh, kamu
sudah mantap menghadapinya!
Published by: ALSYA ALIFIAH CINTA (AAC)