Format Dan Jenis Soal dalam Tes Kemampuan Akademik (TKA)
Ketika mendengar istilah Tes Kemampuan Akademik (TKA), banyak siswa bertanya-tanya: “Seperti apa sih format soal TKA itu? Apakah mirip Ujian Nasional (UN) yang dulu?”
Jawabannya: tidak sama.
TKA hadir dengan desain soal yang jauh berbeda. Tujuan utamanya bukan lagi menguji hafalan, melainkan melatih siswa dalam literasi, numerasi, serta penalaran kritis.
Karena itu, memahami format dan jenis soal TKA menjadi langkah awal penting agar siswa bisa mempersiapkan diri dengan tepat.
Seperti Apa Format Tes Kemampuan Akademik (TKA)?
Format TKA dibuat agar mampu menggambarkan kemampuan dasar siswa dalam berbagai konteks. Secara umum, TKA memiliki beberapa karakteristik utama:
Berbasis Kompetensi Dasar
Soal TKA tidak menuntut hafalan detail, tetapi menguji apakah siswa benar-benar memahami konsep dasar.
Soal Kontekstual
Pertanyaan biasanya dikaitkan dengan situasi nyata sehari-hari. Misalnya soal matematika yang dikemas dalam cerita belanja di pasar atau soal literasi berupa artikel berita.
Berorientasi pada HOTS (Higher Order Thinking Skills)
Artinya, siswa tidak cukup menjawab dengan pengetahuan dasar, tetapi harus menganalisis, membandingkan, atau menarik kesimpulan.
Pilihan Ganda dan Uraian Singkat
Sebagian besar soal berbentuk pilihan ganda, tetapi ada pula soal dengan jawaban uraian singkat yang melatih kemampuan menjelaskan.
Jenis Soal dalam TKA
Jenis soal TKA dibagi menjadi beberapa kategori besar, sesuai dengan aspek kemampuan yang diukur.
1. Soal Literasi Membaca
Soal literasi menguji kemampuan siswa memahami bacaan. Biasanya berupa teks narasi, eksposisi, atau berita singkat.
Contoh pola soal:
Siswa diminta membaca teks lalu menjawab pertanyaan tentang ide pokok, maksud penulis, atau makna tersirat.
Tujuan:
Melatih pemahaman teks panjang, bukan sekadar menemukan jawaban eksplisit.
2. Soal Numerasi
Numerasi tidak sekadar berhitung, tetapi memahami konsep matematika dalam konteks nyata.
Contoh pola soal:
Siswa diminta menghitung diskon harga barang, menganalisis data grafik, atau memperkirakan jarak berdasarkan peta.
Tujuan:
Menguji kemampuan logika matematis serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Soal Penalaran Logis
Bagian ini sering dianggap paling menantang karena menuntut logika tinggi.
Contoh pola soal:
Menentukan pola urutan angka, menyelesaikan teka-teki logika, atau menganalisis hubungan sebab-akibat.
Tujuan:
Melatih siswa berpikir sistematis, analitis, dan menemukan solusi kreatif.
Baca Juga: Perbedaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) dengan Ujian Nasional (UN)
4. Soal Kontekstual Interdisipliner
Jenis soal ini menggabungkan beberapa bidang sekaligus, misalnya sains dengan literasi.
Contoh pola soal:
Membaca artikel sains singkat lalu menjawab soal perhitungan atau penalaran terkait isi bacaan.
Tujuan:
Menguji kemampuan siswa menghubungkan berbagai pengetahuan.
Strategi Menghadapi Soal TKA
Mengetahui format dan jenis soal belum cukup, siswa juga perlu strategi agar lebih siap. Berikut beberapa tips praktis:
Biasakan Membaca Teks Panjang
Karena soal literasi mendominasi, kebiasaan membaca artikel, cerita, atau berita sangat membantu.
Latih Matematika Dasar dalam Kehidupan Nyata
Cobalah hitung diskon saat berbelanja atau menganalisis tabel data sederhana di koran.
Berlatih Soal HOTS
Cari soal dengan tipe analisis, bukan hanya pilihan ganda hafalan.
Gunakan Logika Sehari-hari
Ingat, soal penalaran seringkali bisa dijawab dengan logika sederhana tanpa rumus rumit.
Kelola Waktu dengan Baik
Soal TKA cukup banyak, jadi penting membiasakan diri dengan manajemen waktu saat latihan.
Tantangan dalam Menjawab Soal TKA
Tidak sedikit siswa yang merasa TKA lebih sulit daripada ujian tradisional. Tantangan utamanya antara lain:
Soal Panjang dan Rumit – Membutuhkan konsentrasi tinggi untuk memahami teks panjang.
Bukan Hafalan – Tidak bisa hanya mengandalkan mengingat rumus atau definisi.
Butuh Waktu Latihan – Kemampuan penalaran harus dilatih bertahap, tidak instan.
Namun, tantangan ini justru sejalan dengan tujuan TKA: mendorong siswa menjadi pembelajar yang kritis dan adaptif.
Bagaimana Guru Bisa Membantu Siswa?
Guru memegang peranan penting agar siswa tidak kewalahan menghadapi format soal TKA. Beberapa hal yang bisa dilakukan guru antara lain:
Mengintegrasikan Soal HOTS dalam Pembelajaran Harian.
Mendorong Diskusi Kelas untuk melatih siswa mengemukakan pendapat dan bernalar.
Mengaitkan Materi dengan Kehidupan Nyata, misalnya menggunakan data aktual dalam pembahasan.
Memberikan Umpan Balik Konstruktif agar siswa tahu kelemahan dan kelebihannya.
Manfaat Format TKA bagi Pendidikan
Mengapa TKA dengan format soal seperti ini dianggap penting? Jawabannya karena ia membawa sejumlah manfaat:
Mendorong Siswa Berpikir Kritis
Bukan sekadar menjawab benar, tetapi juga memahami alasan di balik jawaban.
Mengurangi Tekanan Kelulusan
Karena tidak menentukan kelulusan, siswa bisa fokus belajar tanpa ketakutan berlebih.
Memberikan Data Nyata untuk Pemetaan
Pemerintah bisa melihat secara lebih akurat kelemahan pendidikan di suatu daerah.
Lebih Relevan dengan Kehidupan Nyata
Soal yang kontekstual membantu siswa terbiasa menghadapi persoalan nyata.
Dirancang Untuk Mengukur Kemampuan Siswa
Format dan jenis soal dalam Tes Kemampuan Akademik (TKA) dirancang untuk mengukur kemampuan literasi, numerasi, penalaran, dan keterampilan interdisipliner. Berbeda dengan ujian tradisional, soal TKA lebih menekankan pemahaman, analisis, dan penerapan konsep nyata.
Bagi siswa, memahami format ini penting agar persiapan lebih tepat sasaran. Sementara bagi guru, TKA menjadi peluang untuk mendorong metode pembelajaran yang lebih kreatif dan relevan.
Pada akhirnya, TKA bukan sekadar
tes, melainkan bagian dari transformasi pendidikan yang berorientasi pada
pembentukan generasi berpikir kritis, kreatif, dan siap menghadapi masa depan.
Published by: ALSYA ALIFIAH CINTA (AAC)